Tata Cara Salat Sunah Mutlak yang Benar

Tata Cara Salat Sunah Mutlak yang Benar

Tata Cara Salat Sunah Mutlak yang Benar

Shalat sunnah mutlak merupakan salah satu amalan ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Shalat ini memiliki keistimewaan tersendiri karena tidak terikat oleh waktu, sebab, maupun jumlah rakaat tertentu. Dengan kata lain, seorang Muslim dapat melaksanakan shalat sunnah mutlak kapan saja, di mana saja, dan sebanyak yang ia mampu, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat.

Namun, meskipun terlihat sederhana, melaksanakan shalat sunnah mutlak dengan benar tetap memerlukan pemahaman dan perhatian terhadap tata cara yang sesuai dengan tuntunan syariat. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tata cara shalat sunnah mutlak yang benar, mulai dari niat hingga salam, serta adab dan keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Pengertian dan Keutamaan Shalat Sunnah Mutlak

No Title

Shalat sunnah mutlak adalah shalat sunnah yang tidak memiliki sebab atau waktu khusus yang mengikat. Ia berbeda dengan shalat sunnah rawatib (yang mengiringi shalat fardhu), shalat sunnah tahajud (yang dikerjakan di malam hari setelah tidur), atau shalat sunnah lainnya yang memiliki ketentuan waktu atau sebab tertentu.

Keutamaan Shalat Sunnah Mutlak:

  1. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT: Shalat sunnah mutlak merupakan salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak shalat sunnah, seorang Muslim menunjukkan kecintaannya kepada Allah SWT dan keinginannya untuk selalu mengingat-Nya.

  2. Menambah Pahala dan Meninggikan Derajat: Setiap rakaat shalat sunnah mutlak akan menambah pahala dan meninggikan derajat seorang Muslim di sisi Allah SWT. Pahala yang diperoleh dari shalat sunnah mutlak akan menjadi bekal di akhirat kelak.

  3. Menutupi Kekurangan dalam Shalat Wajib: Shalat sunnah mutlak dapat berfungsi sebagai penambal kekurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam shalat wajib. Dengan memperbanyak shalat sunnah, seorang Muslim berharap agar kekurangan dalam shalat wajibnya dapat ditutupi oleh keutamaan shalat sunnah.

  4. Menenangkan Hati dan Pikiran: Shalat sunnah mutlak dapat membantu menenangkan hati dan pikiran. Dalam kesibukan dunia yang penuh dengan tekanan dan masalah, shalat sunnah mutlak menjadi momen untuk berdialog dengan Allah SWT, mencurahkan segala keluh kesah, dan memohon petunjuk serta pertolongan-Nya.

  5. Mendapatkan Cinta Allah SWT: Allah SWT mencintai hamba-Nya yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan-amalan sunnah, termasuk shalat sunnah mutlak. Dengan memperbanyak shalat sunnah, seorang Muslim berharap dapat meraih cinta dan ridha Allah SWT.

Tata Cara Shalat Sunnah Mutlak yang Benar

No Title

Berikut adalah tata cara shalat sunnah mutlak yang benar, sesuai dengan tuntunan syariat:

  1. Niat: Niat merupakan rukun penting dalam shalat. Niat shalat sunnah mutlak cukup diucapkan di dalam hati, tanpa perlu dilafadzkan. Niatnya adalah:

    "Aku niat shalat sunnah (mutlak) dua rakaat karena Allah Ta'ala."

    Jumlah rakaat dalam shalat sunnah mutlak tidak dibatasi, boleh dua rakaat, empat rakaat, atau lebih. Setiap dua rakaat, disunnahkan untuk melakukan salam (mengakhiri shalat).

  2. Takbiratul Ihram: Setelah berniat, angkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, lalu mengucapkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar). Pada saat takbiratul ihram, pusatkan pikiran dan hati hanya kepada Allah SWT.

  3. Bersedekap: Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dada. Pandangan mata diarahkan ke tempat sujud.

  4. Membaca Doa Iftitah: Doa iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah. Ada beberapa versi doa iftitah yang dapat dibaca, salah satunya adalah:

    "Allahumma ba'id baini wa baina khothoyaya kama ba'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini min khothoyaya kama yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsilni min khothoyaya bil ma'i wats tsalji wal barod."

    (Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.)

  5. Membaca Surat Al-Fatihah: Al-Fatihah merupakan rukun penting dalam shalat. Bacalah Al-Fatihah dengan tartil (perlahan dan jelas) dan khusyuk.

  6. Membaca Surat Pendek: Setelah membaca Al-Fatihah, bacalah salah satu surat pendek dari Al-Qur'an. Surat yang dibaca boleh berbeda-beda setiap rakaatnya.

  7. Ruku': Ruku' dilakukan dengan membungkukkan badan, meletakkan kedua tangan di lutut, dan punggung lurus sejajar dengan kepala. Ucapkan "Subhana Rabbiyal 'Adzimi wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali.

  8. I'tidal: Bangkit dari ruku' sambil mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Setelah berdiri tegak, bacalah "Rabbana lakal hamdu mil'as samawati wa mil'al ardhi wa mil'a ma syi'ta min syai'in ba'du" (Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu).

  9. Sujud: Sujud dilakukan dengan meletakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kaki di lantai. Ucapkan "Subhana Rabbiyal A'la wa bihamdih" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali.

  10. Duduk di Antara Dua Sujud: Bangkit dari sujud dan duduk dengan posisi iftirasy (duduk di atas kaki kiri, sedangkan kaki kanan ditegakkan). Bacalah doa:

    "Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini wa'fu 'anni"

    (Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, berilah aku kesehatan, dan maafkanlah aku).

  11. Sujud Kedua: Lakukan sujud kedua seperti sujud pertama.

  12. Bangkit untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud kedua untuk melanjutkan ke rakaat kedua. Lakukan semua gerakan dan bacaan seperti pada rakaat pertama.

  13. Tasyahud Akhir: Setelah sujud kedua pada rakaat terakhir, duduklah dengan posisi tawarruk (duduk dengan meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan, sedangkan kaki kanan ditegakkan). Bacalah tasyahud akhir:

    "Attahiyyatul mubarokatush sholawatut thoyyibatu lillah. Assalamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barokatuh. Assalamu'alaina wa 'ala 'ibadillahish sholihin. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuluh. Allahumma sholli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad kama shollaita 'ala ibrahim wa 'ala ali ibrahim innaka hamidum majid. Allahumma barik 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad kama barokta 'ala ibrahim wa 'ala ali ibrahim innaka hamidum majid."

    (Segala penghormatan, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah milik Allah. Semoga keselamatan terlimpah kepadamu wahai Nabi, beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpah kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.)

  14. Salam: Setelah membaca tasyahud akhir, palingkan wajah ke kanan sambil mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullah" (Semoga keselamatan dan rahmat Allah terlimpah kepada kalian). Kemudian, palingkan wajah ke kiri sambil mengucapkan "Assalamu'alaikum wa rahmatullah."

Waktu yang Dilarang untuk Shalat Sunnah Mutlak

No Title

Meskipun shalat sunnah mutlak dapat dikerjakan kapan saja, terdapat beberapa waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat sunnah, termasuk shalat sunnah mutlak. Waktu-waktu tersebut adalah:

  1. Setelah Shalat Subuh Hingga Matahari Terbit: Waktu ini dilarang untuk melaksanakan shalat sunnah karena dikhawatirkan akan menyerupai kebiasaan orang-orang musyrik yang menyembah matahari saat terbit.

  2. Saat Matahari Tepat Berada di Tengah Langit (Saat Istiwa'): Waktu ini berlangsung sekitar beberapa menit sebelum masuk waktu dzuhur. Pada saat ini, matahari berada tepat di atas kepala, sehingga dilarang untuk melaksanakan shalat sunnah.

  3. Setelah Shalat Ashar Hingga Matahari Terbenam: Sama seperti setelah shalat subuh, waktu ini dilarang untuk melaksanakan shalat sunnah karena dikhawatirkan akan menyerupai kebiasaan orang-orang musyrik yang menyembah matahari saat terbenam.

Adab dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Shalat Sunnah Mutlak

No Title

Selain tata cara yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa adab dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan shalat sunnah mutlak agar ibadah kita lebih sempurna dan diterima oleh Allah SWT:

  1. Berwudhu dengan Sempurna: Sebelum melaksanakan shalat sunnah mutlak, pastikan untuk berwudhu dengan sempurna sesuai dengan tuntunan syariat. Wudhu yang sempurna akan membersihkan diri dari hadats kecil dan membuat hati lebih tenang dan khusyuk.

  2. Menghadap Kiblat: Shalat sunnah mutlak harus dikerjakan dengan menghadap kiblat (Ka'bah di Mekkah). Menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat.

  3. Berpakaian yang Sopan dan Menutup Aurat: Saat melaksanakan shalat sunnah mutlak, pakailah pakaian yang sopan dan menutup aurat sesuai dengan ketentuan agama. Bagi laki-laki, auratnya adalah antara pusar dan lutut. Bagi perempuan, seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

  4. Khusyuk dan Menghayati Bacaan Shalat: Usahakan untuk khusyuk dan menghayati setiap bacaan dalam shalat. Pahami makna dari setiap ayat dan doa yang dibaca, sehingga hati dan pikiran dapat terhubung dengan Allah SWT.

  5. Tidak Tergesa-Gesa: Laksanakan shalat sunnah mutlak dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Berikan waktu yang cukup untuk setiap gerakan dan bacaan shalat, sehingga ibadah kita dapat dilakukan dengan sempurna.

  6. Memperbanyak Doa: Setelah selesai melaksanakan shalat sunnah mutlak, perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT. Mohonlah ampunan atas segala dosa dan kesalahan, serta mintalah segala kebaikan dunia dan akhirat.

Data Tabel: Perbandingan Shalat Sunnah Mutlak dengan Shalat Sunnah Lainnya

Berikut adalah tabel yang membandingkan shalat sunnah mutlak dengan beberapa jenis shalat sunnah lainnya:

FiturShalat Sunnah MutlakShalat Sunnah RawatibShalat Sunnah TahajudShalat Sunnah Dhuha
WaktuKapan saja, kecuali waktu terlarangMengiringi shalat fardhuSetelah tidur di malam hariSetelah matahari terbit
SebabTidak ada sebab khususMengiringi shalat fardhuBangun tidur di malam hariWaktu dhuha
Jumlah RakaatTidak terbatasTerbatas (2 atau 4 rakaat)Tidak terbatasMinimal 2 rakaat
NiatNiat umum shalat sunnahNiat khusus rawatib (misalnya, "Qabliyah Subuh")Niat khusus tahajudNiat khusus dhuha
KeutamaanMendekatkan diri, menambah pahalaMenyempurnakan shalat fardhuMendekatkan diri, dikabulkan doaMemperlancar rezeki
ContohShalat sunnah setelah wudhu, shalat di Masjidil HaramShalat Qabliyah/Ba'diyahShalat di sepertiga malam terakhirShalat di pagi hari

Catatan: Tabel di atas memberikan gambaran umum. Rincian lebih lanjut mengenai setiap jenis shalat sunnah dapat ditemukan dalam literatur fiqih yang lebih mendalam.

Dengan memahami tata cara shalat sunnah mutlak yang benar, serta adab dan hal-hal yang perlu diperhatikan, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih baik dan khusyuk. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

Tata Cara Salat Awwabin yang Benar

Sal Moh Yusuf

Tata Cara Salat Tathawwu’ yang Benar

Sal Bagas auli_Khusus

Keutamaan dan Manfaat Salat Awwabin

Sal Moh Yusuf