Tata Cara Salat Hajat yang Benar
Shalat hajat adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang memiliki hajat atau keinginan penting yang ingin dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat ini merupakan bentuk permohonan, pengaduan, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta. Melalui shalat hajat, seorang hamba berharap mendapatkan kemudahan, solusi, atau pertolongan dalam menghadapi kesulitan atau mencapai tujuan yang baik. Namun, agar shalat hajat dapat diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT, penting untuk memahami dan melaksanakan tata caranya dengan benar dan khusyuk. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang tata cara shalat hajat yang benar, adab-adab yang perlu diperhatikan, serta waktu-waktu yang mustajab untuk melaksanakannya.
Pengertian dan Keutamaan Shalat Hajat
Shalat hajat secara bahasa berarti shalat untuk memohon hajat atau kebutuhan. Secara istilah, shalat hajat adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah SWT agar mengabulkan hajat atau keinginan yang sedang dihadapi. Shalat ini menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, menunjukkan kerendahan hati, dan mengakui bahwa segala sesuatu hanya berasal dari-Nya.
Keutamaan shalat hajat sangatlah besar. Dalam berbagai riwayat hadits, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat hajat ketika menghadapi kesulitan atau memiliki keinginan yang ingin dikabulkan. Shalat hajat bukan hanya sekadar ritual ibadah, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi langsung dengan Allah SWT. Dengan melaksanakan shalat hajat, seorang hamba menunjukkan kebergantungannya kepada Allah SWT dan meyakini bahwa hanya Dia yang mampu memberikan pertolongan.
Selain itu, shalat hajat juga dapat memberikan ketenangan hati dan pikiran. Ketika seseorang menghadapi masalah atau memiliki keinginan yang belum tercapai, ia seringkali merasa cemas, khawatir, dan gelisah. Dengan melaksanakan shalat hajat, ia dapat menenangkan diri, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT, dan berharap yang terbaik. Shalat hajat juga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan sering melaksanakan shalat hajat, seorang hamba akan semakin menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, serta semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.
Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Shalat Hajat
Shalat hajat dapat dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat hajat yang benar:
Niat: Niat shalat hajat dilakukan di dalam hati, bersamaan dengan takbiratul ihram. Lafadz niatnya adalah:
- Arab: أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
- Latin: Ushalli sunnatal haajati rak'ataini lillahi ta'ala
- Artinya: "Aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala."
Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
Membaca Doa Iftitah: Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram.
Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat.
Membaca Surat Pendek: Membaca surat pendek setelah membaca surat Al-Fatihah. Pada rakaat pertama, dianjurkan membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas. Namun, diperbolehkan membaca surat pendek lainnya.
Rukuk: Membungkukkan badan dengan kedua tangan memegang lutut, sambil membaca tasbih "Subhana Rabbiyal 'Adzimi Wabihamdi".
I'tidal: Bangkit dari rukuk sambil membaca "Sami'allahu Liman Hamidah". Kemudian dilanjutkan dengan membaca "Rabbana Lakal Hamdu".
Sujud: Bersujud dengan tujuh anggota badan menyentuh lantai (dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki), sambil membaca tasbih "Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdi".
Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri yang dilipat) sambil membaca "Rabbighfirli Warhamni Wajburni Warfa'ni Warzuqni Wahdini Wa'afini Wa'fu Anni".
Sujud Kedua: Melakukan sujud kedua seperti sujud pertama.
Bangkit untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud untuk melanjutkan ke rakaat kedua.
Melakukan Rakaat Kedua: Melakukan rakaat kedua seperti rakaat pertama, dimulai dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek.
Tasyahud Akhir: Duduk tawarruk (duduk dengan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan) sambil membaca tasyahud akhir.
Salam: Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh".
Setelah selesai shalat, dianjurkan untuk membaca doa shalat hajat. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar hajat atau keinginan yang sedang dihadapi dapat dikabulkan.
Doa Setelah Shalat Hajat dan Adab-Adabnya
Setelah melaksanakan shalat hajat, sangat dianjurkan untuk membaca doa khusus yang diajarkan oleh para ulama. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT agar hajat atau keinginan yang sedang dihadapi dapat dikabulkan. Berikut adalah salah satu contoh doa shalat hajat:
- Arab: اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ، يَا مُحَمَّدُ إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّيْ فِيْ حَاجَتِيْ هَذِهِ لِتُقْضَى لِيْ، اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ
- Latin: Allahumma inni as'aluka wa atawajjahu ilaika binabiyyika Muhammadin nabiyyir rahmah, ya Muhammadu inni tawajjahtu bika ila rabbi fi hajati hadzihi lituqdha li, Allahumma fasyfa'hu fiya.
- Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad, nabi pembawa rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap denganmu kepada Tuhanku dalam hajatku ini agar dikabulkan untukku. Ya Allah, maka berilah syafaat kepadanya untukku."
Selain membaca doa, terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan setelah melaksanakan shalat hajat:
- Berpikir Positif (Husnudzon): Yakinlah bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa dan hajat kita. Jangan berprasangka buruk kepada Allah SWT.
- Bersabar: Jangan terburu-buru mengharapkan hasil. Terkadang, Allah SWT menguji kesabaran hamba-Nya sebelum mengabulkan doanya.
- Berusaha dan Bertawakal: Shalat hajat adalah ikhtiar batin. Jangan lupa untuk juga melakukan ikhtiar lahir dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hajat kita. Setelah berusaha, bertawakallah kepada Allah SWT dan serahkan segala hasilnya kepada-Nya.
- Bersedekah: Bersedekah dapat membuka pintu rezeki dan mempercepat terkabulnya doa.
- Memperbanyak Istighfar: Memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
Waktu-Waktu Mustajab untuk Shalat Hajat
Meskipun shalat hajat dapat dikerjakan kapan saja, terdapat beberapa waktu yang dianggap lebih mustajab untuk melaksanakannya. Pada waktu-waktu ini, doa-doa lebih berpotensi untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Berikut adalah beberapa waktu mustajab untuk shalat hajat:
- Sepertiga Malam Terakhir: Waktu sepertiga malam terakhir adalah waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat hajat. Pada waktu ini, Allah SWT turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
- Antara Adzan dan Iqamah: Waktu antara adzan dan iqamah juga merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.
- Hari Jumat: Hari Jumat adalah hari yang penuh berkah. Pada hari ini, terdapat waktu mustajab di mana doa-doa akan dikabulkan.
- Saat Hujan: Saat hujan turun, pintu-pintu langit terbuka. Ini adalah waktu yang baik untuk berdoa dan memohon kepada Allah SWT.
- Saat Sujud: Saat sujud adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Allah SWT. Manfaatkan waktu sujud untuk berdoa dan memohon kepada-Nya.
Tabel Ringkasan Tata Cara Shalat Hajat
Berikut adalah tabel yang meringkas tata cara shalat hajat untuk memudahkan pemahaman dan pengamalan:
| No. | Tahapan | Penjelasan |
|---|---|---|
| 1 | Niat | Dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Contoh niat: Ushalli sunnatal haajati rak'ataini lillahi ta'ala (Aku niat shalat sunnah hajat dua rakaat karena Allah Ta'ala). |
| 2 | Takbiratul Ihram | Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, sambil mengucapkan "Allahu Akbar". |
| 3 | Doa Iftitah | Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram. |
| 4 | Al-Fatihah | Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat. |
| 5 | Surat Pendek | Membaca surat pendek setelah Al-Fatihah. Dianjurkan Al-Kafirun (rakaat 1) dan Al-Ikhlas (rakaat 2), tetapi boleh surat lain. |
| 6 | Rukuk | Membungkukkan badan dengan kedua tangan memegang lutut, sambil membaca tasbih "Subhana Rabbiyal 'Adzimi Wabihamdi". |
| 7 | I'tidal | Bangkit dari rukuk sambil membaca "Sami'allahu Liman Hamidah". Kemudian dilanjutkan dengan membaca "Rabbana Lakal Hamdu". |
| 8 | Sujud | Bersujud dengan tujuh anggota badan menyentuh lantai, sambil membaca tasbih "Subhana Rabbiyal A'la Wabihamdi". |
| 9 | Duduk Antara Dua Sujud | Duduk iftirasy sambil membaca "Rabbighfirli Warhamni Wajburni Warfa'ni Warzuqni Wahdini Wa'afini Wa'fu Anni". |
| 10 | Sujud Kedua | Melakukan sujud kedua seperti sujud pertama. |
| 11 | Rakaat Kedua | Mengulangi langkah 4-10. |
| 12 | Tasyahud Akhir | Duduk tawarruk sambil membaca tasyahud akhir. |
| 13 | Salam | Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh". |
| 14 | Doa Setelah Shalat Hajat | Membaca doa shalat hajat. Contoh doa: Allahumma inni as'aluka wa atawajjahu ilaika binabiyyika Muhammadin nabiyyir rahmah... |
Dengan memahami dan melaksanakan tata cara shalat hajat yang benar, serta memperhatikan adab-adabnya, diharapkan doa-doa kita dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Ingatlah, shalat hajat adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya. Jangan pernah putus asa untuk berdoa dan berusaha, karena Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi umat Muslim dalam melaksanakan shalat hajat dengan khusyuk dan penuh harapan.